Selasa, 27 Desember 2016

Demi Potongan Harga

Om Bush menertawai tingkah saya malam ini. Setelah menangis di pojokan gara-gara sebelum berangkat ke mol saya sudah menyiapkan budget untuk sebuah sandal/sepatu baru, namun ternyata si sandal target harganya hampir 3x lipat dari duit yang sudah disiapkan.
Sekalipun berkali-kali dibujuk Om Bush untuk melanggar komitmen, namun saya kekeh dengan nominal yang sudah saya tetapkan dari rumah.

Akhirnya setelah berkeliling, ketemulah sepatu yang menarik hati, harganya pun sesuai dengan budget yang saya tetapkan. Pun begitu dengan adik saya, Isa, dia pun menemukan sepatu yang dia sukai dan saya sukai juga hahaha...*tertawa jahat di pojokan lagi (berharap bisa pinjam so buy 1 get 1 lagi, secara panjang kaki kita sama tapi lebih gendut kaki saya).

Setelah terpuaskan buy 1 get 1 (hahaha...), saya dan Om Bush berkeliling memuaskan laparnya mata. Sementara Isa mengantri di kasir, menunggu giliran menukarkan sejumlah uang dengan sepatu (bilang saja membayar, susah amat hihihi...). Tiba-tiba mata saya tertumbuk di selebaran pajangan dekat sepatu yang tersusun rapi (apa sih namanya?). Di selebaran itu dituliskan kalau pembelian 300.000 rupiah akan mendapat potongan 100.000 rupiah dan berlaku kelipatan. Nah, potongan 100.000 rupiah ini berlaku untuk pembelian sepatu/sandal seharga 200.000 rupiah setelah dipotong diskon. Jadi sepasang sepatu/sandal seharga 200.000 bisa ditebus cuma dengan harga 100.000 saja.

Ughhhhhlalala... Gak bisa dibiarkan ini, potongan harga tidak boleh disia-siakan. Tiba-tiba saya merasa jadi ibu-ibu banget. Ataukah memang sudah menjadi naluri perempuan mungkin yang tidak tenang dengan diskon atau potongan harga. Kebutuhan sehari-hari yang hampir semuanya harus ditebus dengan uang membuat perempuan harus benar-benar memanfaatkan potongan harga sebaik-baiknya. Bayangkan saja, jika setiap item kebutuhan rumah tangga mendapat potongan harga kita bisa berhemat dan bisa dialihkan untuk kebutuhan lainnya. Atau bisa mendapat barang lebih banyak ketimbang harga normal. Hahaha...ibu-ibu muda yang lagi belajar mengelola keuangan lagi curhat.

Lanjut ke potongan harga. Setelah memastikan sepatu/sandal apa saja yang dapat dipotong harganya ke SPG (Sales Promotion Girl) saya menarik tangan Om Bush berkeliling mencari sepatu seharga minimal 200.000. Mengapa harus dengan Om Bush? Karena selera suamiku ini untuk urusan fashion boleh dapat 2 jempol. Sementara Isa berdecak sambil duduk manis melihat tingkah saya.

Daaan... Setelah melakukan survei, saya merasa salut dan luar biasa tim pemasaran toko ini demi melaruskan barangnya. Hampir semua sepatu/sandal yang saya sukai dan mendapat anggukan kepala atau acungan jempol Om Bush dapat ditebus dengan harga 199.900 rupiah. Kami berkali-kali tertawa karena harga itu. Itu berarti potongan harga 100.000 rupiah ini tidak berlaku hanya karena harga sepatu/sandal kurang 100 rupiah. Kalaupun menemukan sepatu/sandal yang bisa dipotong 100.000 rupiah harganya 2 atau 3 kali lipat dari 200.000 rupiah.

Sudah kepalang basah. Lelah demi mendapat potonvan harus berbuah hasil. Setelah berkeliling dan mencoba satu demi satu sepatu/sandal target akhirnya saya berhasil mendapat sepasang sandal yang cantik dan harganya bisa dipotong 100.000 rupiah. Saya pun berkesimpulan bahwa potongan harga 100.000 ini hanya berlaku bagi mereka yang mau berusaha mengecek harga setiap targetnya.

Akhirnya kami pun pulang dengan hati senang, baik saya dan adik puas dengan buy 1 get 2. Dan Om Bush menertawai saya karena setelah berkomitmen kuat dengan budget yang sudah saya siapkan dari rumah ternyata saya pun menyerah demi potongan harga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar